Kegiatan Santri PP. Darus Sholah Pada Bulan Ramadan

darussholah.ponpes.id – Ramadan merupakan bulan yang suci, penuh berkah dan penuh ampunan. Pada bulan Ramadan seharusnya kita sebagai santri khususnya dan pada umat muslim umumnya untuk menambah amal ibadah dan amal baik, karena pada bulan ini adalah bulan pemberi syafa’at dan pahala – pahala pada bulan ini akan dilipat gandakan.

Tidak terlepas dari hal itu, kegiatan santri di pondok pesantren darus sholah juga ada kaitannya dengan ibadah di bulan Ramadan. Kegiatan santri pada bulan Ramadan sebagai berikut :

  • Bangun malam / tahajjud

Kegiatan santri berawal dengan tahajjud ( قيام الليل) yang biasanya santri dibangunkan pada waktu kurang lebih jam 02.00, biasanya kegiatan ini di imami langsung oleh KH. Ahmad Gholban Ainurrahman putra dari KH. Nadhir Muhammad (ALM) pengasuh kedua pondok pesantren Darus Sholah.

  • Sahur dan Sholat Subuh

Setelah shalat tahajjud santri diwajibkan untuk sahur. Pada sahur ini santri tidak pernah mengeluh walaupun makan dengan lauk seadanya. “kebahagian dan kebersamaan selalu menyertai kami walaupun kesulitan selalu menjumpai” ucap Rafa Adji Alfaza salah satu santri kelas 2 SMP pondok pesantren Darus Sholah. Setelah itu santri juga diwajibkan untuk shalat subuh berjamaah, yang dimana setelah shalat santri membaca wirid mulai dari wirid setelah subuh, qosidah يَا عَالِمُ السِّرِّ مِنَّا, dan membaca surat Al-Waqi’ah.

  • Ngaji Subuh

Seperti pada umumnya, jika mengenal nama santri pasti juga tidak asing dengan istilah mengaji, kitab-kitab yang dikaji tidak luput dari kisah-kisah atau fadilah-fadilah di bulan Ramadhan

  • Sekolah Formal

Pada saat puasa santri juga bertepatan dengan ujian tengah semester (UTS) yang dimana santri juga harus memiliki persiapan yang ekstra, karena sudahlah menahan lapar juga harus berpikir yang keras.

  • Shalat Dhuhur dan Ngaji Al-Qur’an

Setelah seharian penuh sekolah santri juga shalat dhuhur dan ngaji minimal 1 juz untuk bekal akherat. Dan saat itu santri di sunnahkan untuk ikut kajian tentang kaligrafi dan juga belajar menulis tulisan arab yang bagus.

  • Shalat Ashar dan Ngaji Sore

Setelah itupun santri masih belum break karena setelah shalat ashar mengaji lagi seperti pengajian subuh tadi dengan jadwal kajian yang berbeda tentunya.

  • Ngantri Makan Dan Berbuka

Setelah berkegiatan seharian penuh santri antri untuk mengambil takjil dan jatah makanan hingga pada akhirnya santri bisa berbuka.

  • Shalat Maghrib Dan Free

Kemudian santri shalat maghrib setelah itu santri baru bisa istirahat

  • Tarawih Dan Ngaji Malam

Setelah istirahat santri Kembali berkegiatan berawal dari shalat isya’ kemudian tarawih yang kemudian dilanjut dengan mengaji lagi.

Huh…. Akhirnya sudah berjalan kegiatan santri hari pertama dan hal ini akan berlanjut hingga 17 ramadhan, kalau dipikir berat ya menjadi santri namun ini demi tabungan akherat mereka.

darussholah.ponpes.id – Pada hakikatnya islam sebagai agama yang kaffah selalu menjadi rujukan umatnya untuk menjawab persoalan yang berkembang dalam perkembangan zaman. Salah satunya, fenomena yang terjadi ditengah masyarakat baik dikalangan masyarakat biasa bahkan sampai dikalangan pejabat pemerintah. Dimana pelanggaran sumpah kerap kali terjadi, anehnya seseorang atau individu seakan-akan tidak menyadari bahwasannya dia telah melakukan suatu kesalahan berupa ingkar terhdap sumpah.

Sumpah sendiri yakni suatu pernyataan/ menyatakan dari niat dengan menguatkan dan menyandarkannya dengan menyebut nama Allah SWT yang didahului dengan penyebutan kata sumpah yaitu ba’,waw, dan ta’ yang berati demi.

Dilansir dari penjelasan Agus Gholban Aunirrahman pada Pengajian rutin kitab Risalatul Muawwanah hari jumat kemarin, seseorang yang tidak menepati janji sumpahnya akan terkena denda sebagaimana redaksinya:

وكفرتها اطعام عشره مساكين لكل مسكين مدا وكسوتهم اوتحرير رقبة فان لم تجد فصيام ثلاثة ايّام

“dan denda untuk orang yang tidak menepati sumpah itu memberi makan 10 orang miskin setiap orang miskin 1 mud atau memberi pakaian atau membebaskan 1 budak jika tidak mampu maka puasa 3 hari” (Risalah al-Muawwanah)

Selain itu, sering mengobral Sumpah dengan tujuan meyakinkan lawan bicaranya  juga merupakan sesuatu yang tidak baik meskipun kita seorang yang jujur dan tidak pernah lupa dengan janjinya. Hal ini dijelaskan pula dalam Risalah al-Mustarsyidin:

وَلَا تُكْثِرُ الْأَيْمَانَ وَإِنْ كُنْتَ صَادِقًا

“Dan janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.” (Imam al-Harits al-Muhasibi, Risalah al-Mustarsyidin)

Hal ini menjadi landasan bagi kita dalam rangka untuk menjaga diri serta menjadi bentuk kehati-hatian untuk tidak mudah menyatakan sumpah. Ini juga menunjukkan betapa besar tanggung jawab seseorang terlebih bagi pemimpin dan lebih dari itu berdosa jika melanggar sumpahnya.

Oleh sebab itu seorang muslim ketika menyampaikan suatu janji atau mengikat diri dengan suatu kesepakatan harus menepatinya dengan baik. Karena, salah satu dari tanda kuatnya iman seorang muslim ialah menepati janji-janji yang telah diucapkan, tidak berusaha mengingkari janji atau menariknya kembali menjadi Sumpah atau janji manis belaka.

Semoga kita selalu dikuatkan oleh Allah untuk mengemban dan melaksanakan Amanah kita serta dijaga oleh Allah untuk selalu berada dijalan yang benar . Aamiin Aamiin.

Oleh: Falih Maulana Ibad

Editing: ANF. M 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *